Jumat, 14 Agustus 2009

Seminar Internasional Lesson Study

Kendala yang dihadapi oleh anak-anak yang mengalami gangguan kecerdasan dibidang akademik ,kini mulai terjawab dengan adanya perhatian pemerintah dan masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif bagi Anak Berkebutuhan Khusus,atau ABK. Masalah itu dikupas dalam seminar Internasional Lesson Study yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan inklusif Galuh Handayani Surabaya kemarin .


Selama ini kurikulum pendidikan di tanah air menempatkan sebagian anak pada posisi yang tidak adil,karena semua anak harus mengikuti ketentuan yang sama di bidang akademik tanpa memperhatikan kekurangan anak. Kondisi ini menjadi himpitan bagi anak-anak yang kemampuan akademiknya atau IQ nya dibawah rata-rata . Tak jarang para guru maupun orang tua menganggap anak itu bodoh hanya karena nilai matematikanya rendah. Padahal menurut psikolog yang juga pemerhati anak , Doktor Seto Mulyadi, semua anak itu cerdas ,namun bentuk kecerdasannya berbeda satu dengan yang lain . Oleh karena itu keberadaan sekolah inklusuf dinilai sangat membantu anak-anak yang berkebutuhan khusus atau ABK seperti penyandang Down Syndrome dan Autis untuk mendapatkan hak pendidikan secara adil . Menurut pimpinan sebuah lembaga sosial di Jepang Kenji Yosikawa, di jepang anak-anak penyandang cacat maupun anak berkebutuhan khusus mendapat perhatian lebih dari pemerintah dengan menyediakan anggaran khusus untuk pendidikan mereka. Terkait dengan persoalan tersebut lembaga pendidikan inklusif Galuh Handayani Surabaya bersama institusi terkait dan sebuah universitas di jepang menyelenggarakan Seminar Internasional Lesson Study bagi para guru sekolah inklusif .
Melalui seminar ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan para guru dalam menangani serta mendidik anak-anak yang mengalami Down Syndrom , autis dan berkebutuhan khusus lainnya ,tanpa diskriminasi .

0 komentar:

Posting Komentar